Sabtu, 12 Oktober 2019

Konsep dan Karya Allah Tritunggal dalam Alkitab

Trinitas merupakan doktrin orang Kristen yang sangat banyak dibicarakan oleh banyak pihak. Tiga Oknum dalam satu Eksistensi yang memang membuat banyak pihak tidak bisa menerima pandangan tersebut.

Artikel kali ini penulis membuat makalah tentang konsep Allah Tritunggal.

Harapan penulis, para pembaca dapat memahami dan mengerti pembahasan pada artikel ini, dan semoga bisa jadi bahan perbandingan untuk tugas-tugas ataupun referensi lainnya.

Selamat Membaca.

Tuhan Berkati 



Foto: Ilustrasi
Foto: Penulis


BAB I PENDAHULUAN
            Belajar tentang Allah, dalam studi untuk membuktikan keberadaan Allah serta pengenalan akan Allah sepenuhnya merupakan hal yang mustahil karena manusia terbatas sedangkan Allah tidak terbatas, Allah itu kekal, kita hanya dapat belajar tentang Allah melalui penyataan diri-Nya, tanpa Allah yang menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia, maka untuk mengetahui keberadaan Allah adalah mustahil. Daud berkata “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya” (Mazmur 139 : 6). Meskipun untuk mengenal Allah sepenuhnya adalah sesuatu yang mustahil, tetapi kita perlu mengenal Allah. Tony Evans mengatakan bahwa “Allah mengundang kita untuk mengenal diri-Nya. Ia ingin supaya kita memandang seluruh diri-Nya, karena tidak sesuatu lain yang penting apabila dilepaskan dari Dia”[1]. Dari pernyataan Daud dan Tony Evans dapat disimpulkan bahwa Allah telah memberi izin kepada kita untuk mempelajari tentang diri-Nya, yaitu keberadaan-Nya, sifat – sifat-Nya dan karya – karya-Nya yang melampaui akal manusia.
Latar belakang
            Pemahaman setiap orang tentang Allah berbeda – beda, dan kadang hal tersebut menjadi sebuah polemik yang menimbulkan perdebatan tentang konsep pemahaman Allah, misalnya saja Plato memiliki pemahaman bahwa “Allah merupakan akal budi dan sebab dari semua kebaikan di alam semesta”[2]. Pernyataan Plato disangkal oleh pemahaman tokoh – tokoh aliran Panteisme yang mengatakan bahwa “zatlah yang merupakan penyebab pikiran dan segala sesuatu yang hidup”[3]. Namun pandangan – pandangan seperti ini telah ditolak mentah –mentah oleh para ilmuwan ternama karena tidak ilmiah dan hanya merupakan suatu pemahaman pikiran saja yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Dalam pandangan berberapa agama diluar Kristen seperti Islam dan Yahudi, Islam menyatakan bahwa Allah itu esa atau ahad, seperti itu juga yang diyakini oleh orang Yahudi dalam Ulangan 6 : 4 yang menyatakan bahwa Allah itu Esa. Hal seperti ini juga diyakini oleh orang – orang Kristen bahwa Allah itu Esa adanya. Tetapi yang membedakan ajaran Kristen dari agama – agama lain adalah ajaran Kristen menyatakan bahwa Allah itu Tritunggal tetapi satu adanya. Dr. Agustinus Ruben mengatakan bahwa “ pengajaran tentang Trinitas adalah suatu pelajaran yang sulit dan kadang membingungkan orang Kristen sendiri terutama dalam menghadapi konteks masyarakat yang monoteis”[4].
            Pandangan Trinitas orang Kristen banyak mendapat kritikan dari luar agama Kristen khususnya dari khalangan muslim  yang memakai dasar pemahaman agamanya tentang konsep Allah itu sendiri. Orang Kristen mendasarkan ajaran Trinitas dengan doktrin dari dalam Alkitab, meskipun istilah Trinitas tidak ada dalam Alkitab, tetapi banyak ayat – ayat dalam Alkitab yang menyatakan ajaran Trinitas Kristen  (lihat konsep keberadaan Allah Tritunggal). Tertullianus adalah Bapa gereja yang pertama kali mencetuskan istilah Trinitas pada tahun 155  - 223 M dengan doktrin Trinitas yang berbunyi “tres personae, una substantia' yang berarti " tiga pribadi, satu substansi/hakekat"[5]. Yang menjadi masalah adalah bahwa ajaran diluar Kristen seperti Islam yang mendasarkan ajaran mereka dalam Al-quran yang bertentangan dengan ajaran Alkitab mengenai Allah selalu mempersalahkan ajaran Kristen tentang Tritunggal dan menganggap bahwa orang Kristen itu mempunyai tiga  Allah, bahkan Allah orang Kristen itu dianggap diperanakkan. Islam selalu mempersalahkan ajaran Trinitas agama Kristen karena Islam mempunyai pandangan bahwa Allah yang disembah oleh Kristen dan Yahudi itu sama dengan Allah yang mereka sembah karena merupakan Allah yang sama disembah oleh Abraham. Bukan hanya ajaran dari luar Kristen yang menentang dan mempermasalahkan ajaran Trinitas ini, tetapi juga dari dalam ajaran Kristen yang mempertentangkan tabiat Kristus, apakah Dia adalah Allah ataukah hanya manusia? Ireneus mempertahankan bahwa Yesus adalah sepenuhnya Allah[6]. Ireneus mengabaikan bahwa Yesus juga adalah manusia sejati. Hal yang sebaliknya dinyatakan oleh Origenes yaitu bahwa Kristus berpangkat lebih rendah dari Allah[7]. Jadi ada pertentangan antara kedua tokoh sejarah gereja ini yang menimbulkan perpecahan didalam tubuh gereja.        Ajaran Trinitas diputuskan pada konsili Nicea (325M) dan Konstantinopel (381M)[8]. Konsili Nicea menyebutkan bahwa Allah Putra sama esensinya dengan Bapa dan konsili Konstantinopel menekankan keilahian Roh Kudus.[9] Melalui permasalahan diatas, pemahaman tentang Trinitas harus ditinjau dari sudut pandang Alkitab sendiri, apakah dalam Alkitab memang ada ajaran Trinitas ataukah sebaliknya? Dan apa peran dan karya Allah Tritunggal didalam Alkitab?
Pentingnya Mengerti Ajaran Tentang Trinitas
1.      Allah yang disembah orang kristen adalah Allah yang dikenal dalam satu kodrat yang menyatakan diri dalam tiga pribadi, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Allah itu Esa, tetapi mengenai keesaan Allah tidaklah cukup untuk menjelaskan karya keselamatan Allah. Seluruh rencana keselamatan Allah hanya dapat dipahami dan diimani dalam hubungan dengan keunikan diri Allah yaitu Trinitas.
2.      Iman kepada Allah Trinitas adalah salah satu keunikan iman Kristen yang membedakannya dari semua iman  agama-agama lain. Tanpa adanya ajaran Ketrinitasan Allah,  perbedaan antara iman Kristen dengan iman agama-agama lain menjadi kabur atau sama saja.
3.      Pengenalan Trinitas tidak muncul dari pemikiran seorang saja, misalnya bapa – bapa gereja tetapi bersumber dari Alkitab. Penalaran tentang Trinitas tidak dapat dijangkau oleh pemikiran atau pemahaman logika manusia, tetapi kita memahaminya lewat penyataan Allah. Agustinus Ruben mengatakan bahwa “Kebenaran tentang Trinitas bukanlah suatu kebenaran yang dapat dikenal melalui akal atau istilah yang diciptakan sebagai hasil kemampuan berpikir manusia[10].
BAB II DOKTRIN TRINITAS
Pengertian Trinitas
            Secara etimologi, kata "tritunggal" berasal dari kata Latin trinitas, yang berarti "yang nomor tiga, tiga serangkai". Kata benda abstrak tersebut terbentuk dari kata sifat trinus yaitu tiga masing-masing, rangkap tiga.  Dalam bahasa Yunani diambil kata Τριάς, yang artinya "satu set dari tiga" atau "yang nomor tiga"[11]. Jadi Allah Tritunggal adalah satu kesatuan yang terdiri dari tiga rangkap, atau satu Allah dalam tiga pribadi.
            Menurut Harun Hadiwijono “Allah Tritunggal adalah Allah menyatakan diri-Nya sebagai yang Esa selanjutnya dengan Firman dan karya-Nya menyatakan dan memperkenalkan diri-Nya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus”[12]. Tony Evans berpendapat bahwa Allah Tritunggal adalah bekerja sebagai satu kesatuan, satu Allah dengan tiga pribadi, setara dalam hakikat biarpun berbeda fungsi[13]. Dari pendapat kedua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa menyatakan diri-Nya dalam Tiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus yang berbeda fungsi tetapi setara dalam hakikat atau kodrat.
            Meskipun banyak orang memberikan definisi tentang Allah Tritunggal beserta dengan ilustrasi logis, tetapi belum ada definisi dan ilustrasi yang tepat dalam memberikan pengertian tentang Allah Tritunggal. Maka dari itu untuk mengerti Allah Tritunggal harus berdasar pada iman atau mengimani Allah Trinitas, khususnya dalam karya penyelamatan Allah.
Konsep Allah Tritunggal dalam Alkitab
-Perjanjian Lama
            Didalam Perjanjian Lama, konsep Allah Tritunggal muncul pertama kali dalam Kejadian 1 : 1 -  3. Dalam ayat 1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”. Kata yang diterjemahkan “Allah”  ialah Elohim yang berasal dari akar kata Eloah. Elohim bersifat jamak, sedang Eloah tunggal. Ayat 2 “… dan Roh Allah melayang – layang di atas permukaan air”, ayat 3 “ Berfirmanlah Allah …. “. Dari konsep ini muncul Allah, Roh Allah dan Firman Allah yang berperan dalam penciptaan. Dalam ayat ini sangat jelas gambaran tentang Allah Tritunggal yang terdiri dari Allah, Firman Allah dan Roh Allah. Dalam Kejadian 1 : 26 “… baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…”; Kejadian 3 : 22 “… Sesungguhnya manusia itu telah menjadi salah satu dari Kita…”; Kejadian 11 : 7 “Baiklah Kita turun…”.  Allah menunjukkan keberadaan diri-Nya bahwa Dia adalah jamak. Dalam Yesaya 48 : 16 secara samar – samar mengacu kepada Allah Tritunggal, dimana Kristus pra-penjelmaan berfirman “Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya”, dengan demikian Allah Bapa dikaitkan dengan Anak dan Roh Kudus[14].         Meskipun Allah itu jamak, tetapi Allah tidak terdiri atas bagian – bagian tertentu atau dapat diuraikan menjadi bagian – bagian tertentu seperti manusia yang terdiri dari suatu paduan jasmaniah dan rohaniah tetapi Allah itu Roh adanya yang tidak dapat diuraikan[15]. Ulangan 6 : 4 dengan jelas menyatakan bahwa Allah itu Esa. Allah itu Esa, satu adanya yang menyatakan diri dalam tiga oknum, satu dari Allah tidak sama dengan persatuan dari suami  istri, istilah yang dipakai untuk suami istri ialah bersatu, tetapi Allah adalah satu. Louis Berkhof mengatakan bahwa “ ketika kita membicarakan tentang Allah Tritunggal kita senantiasa memandang ketiga pribadi itu dalam satu kesatuan dan pada kesatuan yang terdiri atas tiga pribadi[16].
-Perjanjian Baru
            Penjelasan tentang Allah Tritunggal mungkin akan lebih jelas jika dilihat dari sudut pandang Perjanjian Baru. Asas Tritunggal paling jelas dalam Matius 28 : 19, dalam ayat ini jelas sekali konsep Tritunggal yang terdiri dari Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam Yohanes 1 : 1 menyatakan dua oknum, yaitu Firman dan Allah, yang disebut Firman ialah Anak dan Allah ialah Bapa, tetapi tetap satu. Yohanes 14 : 16 mengindikasikan bahwa hubungan ketiga oknum adalah sebagai Penghibur.[17] Dalam surat – surat Paulus, banyak dijelaskan tentang Allah Tritunggal, dalam II Korintus 13 : 13 dalam ucapan berkat; I Tesalonika 5 : :23 – 24 dalam pemeliharaan kesucian; Efesus 4 : 4 – 6 dalam bentuk untuk kesatuan, persekutuan dan pertumbuhan iman jemaat; I Timotius 3 : 16 dalam bentuk penyataan rahasia dari ketiga oknum. Dengan dukungan dari ayat –ayat diatas dapat dipahami bahwa Allah itu Tritunggal yang menyatakan diri-Nya dalam tiga oknum tetapi tetap satu Allah yang adalah sama – sama Penghibur, Memelihara kesucian, penyataan rahasia dan dalam hubungan persekutuan dan pertumbuhan jemaat. Allah Tritunggal adalah satu dalam penciptaan, dalam penyelamatan dan dalam memelihara jemaatnya. Allah Tritunggal tidak berarti bahwa Allah itu ada tiga, keesaan Allah dapat dilihat dalam I Korintus 8 : 4 dan 6, yang menyatakan bahwa tidak ada Allah lain dari Allah yang esa yang dari padanya berasal segala sesuatu.
Karya Oknum – oknum Trinitas
Bapa
            Bapa adalah oknum pertama dari Allah Tritunggal. Didalam Pengakuan Iman Rasuli dijelaskan bahwa karya Bapa itu ialah Khalik langit dan bumi, yang merupakan Pencipta dari segala yang ada di alam semesta. Dalam Perjanjian Lama, Allah menunjuk kepada Bapa tetapi juga dipakai dalam menyatakan ketritunggalan Allah itu sendiri, bahkan dalam hubungan-Nya dengan bangsa Israel nama Allah menyatakan hubungan teokratis dengan bangsa Israel di mana Allah sendiri yang berdiri dihadapan Israel[18].  Allah sebagai Tuhan, Raja dan Hakim juga merupakan Bapa bagi bangsa Israel. Dalam Perjanjian Baru, Bapa memiliki kehendak-Nya sendiri tetapi kehendak-Nya itu tidak kontradiksi dengan kehendak Anak dan Roh Kudus, misalnya saja saat Bapa menghendaki karya penyelamatan didalam Anak dan hal tersebut dilaksanakan oleh Anak dengan penuh ketaatan kepada Bapa. Melalui Anaklah dinyatakan kehendak Bapa (Yohanes 6 : 27; Roma 1 : 7; Galatia 1 : 1) dan melalui Anaklah Bapa berkenan kepada manusia (Matius 3 : 17; I Yohanes 2 : 1 – 2).
Anak (Yesus Kristus)
            Yesus Kristus adalah oknum kedua dari Allah Tritunggal. Dalam pengakuan iman rasuli dapat disimpulkan bahwa karya Yesus adalah sebagai Juruselamat dan Hakim Agung, bahkan sebagai Raja atas segala raja. Pribadi Yesus merupakan pusat dari Iman Kristen. Meskipun demikian, pribadi Yesus banyak menimbulkan berbagai macam pendapat yang pada akhirnya memicu perbedaan pendapat bahkan perdebatan dan perpecahan dalam gereja. Pertanyaan yang kadang – kadang muncul tentang Yesus adalah apakah Yesus benar – benar Allah yang datang dari Allah ataukah hanya manusia biasa yang lahir dari Maria yang diper-Tuhankan oleh orang Kristen?
            Dalam Perjanjian Lama, dijelaskan tentang Allah Anak yaitu yang menyatakan keilahian-Nya , dalam Mazmur 110 : 10; II Samuel 7 : 14; Mazmur 45 : 7 – 8; Mazmur 2 : 7;  bahkan dalam Yesaya 9 : 5, menyatakan langsung tentang kelahiran Yesus yang adalah Allah yang perkasa. Dalam Perjanjian Baru pribadi Yesus Kristus dijelaskan tentang keilahian-Nya yaitu sebagai Firman Allah yang dari mulanya sudah ada bersama – sama dengan Allah (Yohanes 1 :1) yang dari pada-Nya telah diciptakan segala sesuatu (Kolose 1 : 16). Bukan hanya keilahian Yesus tetapi juga kemanusiaan-Nya dengan bukti – bukti dari Alkitab, yaitu Yesus Kristus sangat letih (Yohanes 4 : 6); Yesus tidur (Matius 8:24); Yesus merasa lapar (Matius 21 : 18); Yesus menangis (Yohanes 11 : 35); bahkan Yesus mati (Yohanes 19 : 31)[19].  Dalam Perjanjian Baru berbagai pedebatan tentang keilahian Yesus Kristus banyak muncul yang disebabkan karena Yesus Kristus dilahirkan secara manusia biasa pada umunya yaitu kelahiran dari rahim Maria, tetapi harus diketahui bahwa meskipun Yesus Kristus diperanakkan secara natur manusia, tetapi hal tersebut berdasarkan tindakan supra-natural dari Roh Kudus dan secara kekal Ia diperanakkan dari Bapa[20]. I Timotius 3 : 16 dan Yohanes 1 : 14 menyatakan tentang inkarnasi Yesus Kristus, yang dipandang oleh Harun Hadiwijono bahwa ayat – ayat itu menunjukkan bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah suatu kebenaran yang mustahil untuk diselidiki[21]. Kelahiran Yesus Kristus merupakan kebenaran yang mustahil untuk diselidiki karena itu merupakan sebuah mujizat terbesar yang dilakukan oleh Allah, yaitu dari tempat yang bersifat mutlak masuk kedalam dunia relative, dari yang tak terbatas masuk kedalam dunia yang terbatas, menjadi sama dengan manusia yaitu ciptaan-Nya sendiri.
            Karya Yesus yang paling utama ialah karya penyelamatan Allah. Harun Hadiwijono melihat karya penyelamatan Yesus dari berbagai aspek, termasuk karya penyelamatan yang dilakukan Yesus dalam status kerendahan, yaitu kelahiran-Nya, kesengsaraan-Nya, penyaliban-Nya dan kematian-Nya[22]. Dan yang paling menarik perhatian adalah kematian-Nya. Apakah Tuhan pernah mati? Dalam pengakuan iman rasuli kematian Yesus Kristus dinyatakan, tetapi yang dimaksudkan adalah kematian Yesus Kristus itu adalah karya penyelamatan Allah sebagai tebusan untuk manusia. Kejadian 2 : 17  dengan jelas menyatakan bahwa hukuman dosa ialah maut. Harun mengatakan bahwa keadilan Tuhan Allah menuntut kematian Kristus, supaya Ia menjadi ganti kita[23]. Meskipun Yesus mati tetapi Dia juga telah bangkit (Markus 16 : 6) yang menandakan bahwa Yesus Kristus telah menang. Harun Hadiwijono mengatakan bahwa penderitaan di neraka atau mati yang kekal adalah penderitaan yang terberat[24] dan Yesus telah menang atas penderitaan itu. Hal inilah yang mendasari iman Kristen yaitu kebangkitan atau kemenangan Yesus Kristus atas alam maut, yang memberi pengharapan bahwa kelak di masa mendatang, semua orang kudus telah mati dalam Yesus Kristus akan dibangkitkan dari tubuh yang busuk dan dari kematian, dan mereka tidak akan mati lagi karena dibangkitkan oleh kuasa Yesus[25].
Roh Kudus
            Roh Kudus adalah oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Dalam pengakuan iman gereja KIBAID, karya Roh Kudus adalah sebagai Penghibur, Pemimpin, Penolong, Pemberi kuasa, penggerak pada keyakinan, dan juga yang mengilhamkan Alkitab yang adalah Firman Allah sendiri. Kata yang digunakan untuk Roh Kudus dalam Perjanjian Lama adalah Ruakh yang dapat diartikan sebagai angin (Kejadian 8 : 1), nafas (Kejadian 2 : 7) dan roh (Mazmur 51 : 12). Dalam Perjanjian Baru digunakan kata pneuma yang adalah bentuk netral atau neuter dalam bahasa Yunani, dan juga dipakai kata ganti maskulin ekeinos untuk menyebut Roh Kudus (Yohanes 16 : 14; Efesus 1 : 14). Kata Ruakh dan Pneuma mempunyai arti yang sama dengan bahwa latin spiritus yang berarti bernafas[26] . Roh Kudus memiliki pribadi dengan ciri – ciri yang ada padanya yakni berkehendak (Kisah Rasul 16 : 7), berperasaan (Yesaya 63 : 10).  Kata Parakletos juga digunakan untuk Roh Kudus sebagai Penghibur dan berada sepadan dengan kedudukan Yesus Kristus (Yohanes 14 : 26). Roh Kudus sebagai Pemimpin, Penghibur dan Penolong (Yohanes 14 : 16) akan mengajar, berdoa untuk orang – orang kudus (Roma 8 : 27) dan bersaksi bersama – sama dengan roh manusia (Roma 8 : 16). Sebagai Pemberi kuasa, Roh Kudus member karunia – karunia rohani (I Korintus 12 : 11). Sebagai yang mengilhamkan Firman Tuhan adalah bahwa Allah sendirilah yang mengilhamkan kepada setiap orang yang menulis Alkitab melalui perantaraan Roh – Nya yang dijelaskan dalam II Petrus 1 : 20 – 21.

BAB III KESIMPULAN
            Dari pembahasan tentang Allah Tritunggal, yakni pengertian serta konsep dan karya-Nya dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1.      Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa menyatakan diri-Nya dalam Tiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus yang berbeda fungsi tetapi setara dalam hakikat atau kodrat.
2.      Kebenaran tentang Trinitas bukanlah suatu kebenaran yang dapat dikenal melalui akal atau istilah yang diciptakan sebagai hasil kemampuan berpikir manusia.
3.      Istilah tentang Trinitas tidak ada didalam Alkitab, tetapi konsep tentang doktrin atau ajaran Trinitas banyak ditemukan dalam Alkitab.
4.      Karya penyelamatan Allah Tritunggal dinyatakan dalam tiga oknum yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus dengan peran-Nya masing – masing, yakni Allah Bapa sebagai Perencana, Anak sebagai Pelaksana dan Roh Kudus sebagai Pengantara yang menyampaikan hasil penebusan Kristus kepada orang – orang percaya.








Klik Tautaun Di Bawah Ini, Untuk Artikel Lain Oleh Penulis:

Blog Belajar Bersama
Profil Wisudawan STT KIBAID
Kontekstualisasi Rambu Solo’
Contoh Undangan Dies Natalis
EE Evangelis Explotion Bahasa Toraja
Sejarah Gereja Mula-mula
Renungan Kristen

Blog Kajian Hermeneutik
Analisis Lukas 21
Kajian Hermeneutik Yunus 3:1-10


Blog Kata Motivasi
Tak ada Kata Menyerah
Membangun Pondasi Kesuksesan
Kegagalan yang Suskes
Quotes 2
quotes 1


Blog Music
Dasar Alkitab Musik di Gereja

Blog Paper
Latar Belakang Kitab Kisah Para Rasul
Tinajuan Alkitab Tentang Dosa
Padanan Kata Tuhan
Tinjauan Etika Terhadap Dosa Kemarahan
Sosiologi dan BUdaya
Belajar Dari Spiritual Abraham
Perbandingan Agama
Pelayanan Kota
Psikologi Umum
Penginjilan rasul Paulus
PWJ PKP
Pengertian Trinitas
Budaya Sillanan
Mengapa Manusia Beragama
Konsep dan Karya Allah Tritunggal

Blog PDF
PDF Konsep Penyembahan dalam Yohanes 4
PDF Kehidupan dan Pelayanan Daniel

Blog PPT
PPT Penginjilan STT Kibaid
PPT Kitab Filemon
PPT Trinitas

Blog Renungan Kristen
Khotbah: Menabur Dengan Air Mata
Khotbah Topikla Pemimpin Kristen Yang Berhasil
Khotbah Tekstual: Doa yang Didiengar Oleh Allah
Khotbah Topikal: SOP dalam Akhir Zaman
Renungan Kristen: Saksi Iman







[1] Tony Evans, Teologi Allah, (Malang : Gandum Mas 1999), 17.
[2] Henry C. Thiesen, Teologi Sistematika, (Malang : Gandum Mas 2015), 35.
[3] Ibid, 53.
[4] Agustinus Ruben, Buku Ajar Pembimbing Teologi sistematika (Makale : STT Kibaid 2008), 50.
[5] Sarapanpagi.org/doktrin-trinitas-vt19.html, diakses dari internet tanggal 18 September 2016.
[6] Van Den End, Harta Dalam Bejana ( Jakarta : BPK Gunung Mulia 1998), 68.
[7] Van Den End, ibid, 70.
[8] Van Den End, ibid, 68.
[9] Louis Berkhof, Doktrin Allah ( Surabaya : Momentum 2013), 142.
[10] Agustinus Ruben, Op. Cit, 50.
[11] Tritunggal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm, diakses tanggal 18 September 2016.
[12] Harun Hadiwijono, Iman Kristen ( Jakarta : BPK Gunung Mulia 2015), 103.
[13] Tony Evans, Op. Cit, 61.
[14] Tony Evans, Op. Cit, 61
[15] Henry C. Thiesen, Op. Cit, 137.
[16] Louis Berkhof, Op. Cit, 145.
[17] Dr. Peter Wongso, Doktrin Tentang Allah (Malang : SAAT 1998), 47.

[18] Louis Berkhof, Op. Cit, 158.
[19] J.Wesley Brill, Dasar yang Teguh (Bandung : Kalam Hidup 1992), 89.
[20] Louis Berkhof, Op.Cit, 161.
[21] Harun Hadiwijono, Op. Cit, 328.
[22] Harun Hadiwijono, Ibid, 329.
[23] Harun Hadiwijono, Ibid, 334.
[24] Harun Hadiwijono, Ibid,337.
[25] Henry C. Thiesen, Op. Cit, 144.
[26] Louis Berkhof, Op.Cit, 167.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latar Belakang Kisah Para Rasul

Latar Belakang Dalam Alkitab terjemahan baru ini disebut “Kisah Para Rasul”. Judul ini dapat kita ikuti jejaknya kembali ke abad yang...