Selasa, 15 Oktober 2019

Sosiologi Dan Budaya


Kalau kita berbicara tentang sosiologi, berarti kita berbicara tentang sebuah relasi atau hubungan. Relasi itu berkaitan dengan sesama sebagai mahkluk sosial. 
Nah, oleh karena itu penulis berharap melalui lewat artikel ini dapat membantu rekan-rekan dan bisa juga menjadi bahan perbandingan dalam menyusus makalah atau tugas lain.

Selamat Membaca, Menyimak, dan Semoga Dipahami dengan baik.

Tuhan Berkati :)

Note: Makalah ini dibuat sewaktu penulis mengikuti mata kuliah "SOSIOLOGI" di STT Kibaid Makale 
Image result for gambar sosial budaya 


BAB I
PENDAHULUAN

Kalau kita berbicara tentang kebudayaan maka tidak terlepas dari  masyarakat yang hidup di dalamnya karena masyarakat adalah kumpulan manusia yang luas dan terikat oleh kebudayaan yang sama yang dimilikinya sejak lahir dan juga masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Stepen Tong mengatakan, “Begitu manusia lahir, dia sudah mempunyai sifat agama dan budaya.[1]Artinya bahwa sejak manusia itu lahir maka ia sudah berbudaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang sering membicarakan tentang kebudayaan dan dalam kehidupan setiap manusia selalu berurusan dengan kebudayaan dan bahkan juga terkadang manusia secara tidak sadar telah merusak kebudayaan itu sendiri.Oleh sebab itu maka tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan karena masyarakat dan budaya itu saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Kata “kebudayaan”  berasal dari Sansekerta “buddhaya” yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal.
Peter Salim dan Yenny Salim mengatakan, “Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah laku.[2]
E.B Taylor mengatakan, “Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.[3]
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengatakan, “Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.[4]Lanjut selo Soemarjdan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.[5]
Istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata Latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani.Dari asal arti tersebut, yaitu colere, diartikan segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.”[6]
Alkitab mengatakan, “Kebudayaan artinya mengolah, mengusahakan dan mengerjakan tanah atau bertani (Kej.1:28). Itu berarti bahwa manusia diciptakan untuk menjadi makhluk yang berbudaya.
D. A Carson dan John D. Woodbridge menjelaskan tentang kebudayaan sebagai berikut:
Kebudayaan adalah “pertunjukan” dari keyakinan dan nilai-nilai utama seseorang, atau suatu cara konkrik untuk “mementaskan” agama. Setiap orang adalah aktor yang memakai kostum kebudayaan dan sejarah, dan harus pula berada dalam adegan yang dikondisikan oleh budaya dan sejarah.Mereka tidak diberi naskah, tetapi diberi bahasa tertentu, kebudayaan adalah lingkungan dimana seseorang memerankan adegan ketika berada di atas pentas. Lingkungan kebudayaan memepengaruhi dan mengkondisikan apa yang dilihat, dikatakan dan dilakukan aktor. Jika dunia adalah panggung, kebudayaan adalah perkakas yang memenuhi panggung itu.”[7]

Jadi kesimpulannyaadalah bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil cipta manusia yang telah menjadi kebiasaan-kebiasaan dalam suatu masyarakat tertentu.


BAB II
SIFAT  HAKIKAT KEBUDAYAAN
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda satu sama lainnya, akan tetapi setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan di mana pun juga. Salah satu contohnya adalah Bangsa Indonesia, Malaysia, dan Eropa mempunyai kebudayaan (bersifat universal). Akan tetapi, msing-masing bangsa mempunyai latar belakang sendiri-sendiri.Bahkan di Indonesia ada bermacam-macam suku bangsa, dan setiap suku bangsa mempunyai ciri-ciri kebudayaan tersendiri yang sesuai dengan latar-belakang masing-masing.
Robin M. Williams menguraikan beberapa sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut:”[8]
1.      Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2.      Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.      Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4.      Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang diizinkan. .
 Hakikat kebudayaan yang lainnya adalah bahwa kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusiakebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada,kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya dan kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban.”[9]Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat kebudayaan adalah sesuatu yang berisi kewajiban-kewajiban yang mendahului suatu generasi tertentu dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
Selain daripada itu untuk lebih jauh lagibelajar tentang hakikat kebudayaan yang merupakan ciri atau sifat yang esensial setiap kebudayaan,maka terlebih dahulu harus memecahkan pertentangan yang ada di dalamnya.
Menville J. Herskovits, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto mengatakan,
1.      Di dalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi, perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya. Apabila seseorang dari masyarakat tertentu berhubungan dengan seseorang yang menjadi anggota masyarakat yang berlainan, dia akan sadar bahwa adat istiadat keduamasyarakat itu tidak sama. Hal ini disebabkan pendukung kebudayaan tersebut yaitu kedua masyarakat tadi mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya, perbedaan kedua kebudayaan tersebut teletak pada perbedaan latar belakangnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sifat universal kebudayaan memungkinkan berwujudnya kebudayaan yang berbeda, tergantung pada pengalaman pendukungnya, yaitu masyarakat.
2.      Kebudayaan bersifat stabil di samping juga dinamis dan setiapkebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis. Dengan demikian, dalam mempelajari kebudayaan harus selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan.
3.      Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walupun hal itu jarang disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut secara singkat dapat diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun, tak mungkin seseorang mengetahuidan meyakini seluruh unsur kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari manusia yang menjadi pendukungnya.”[10]

Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah yang akan kita hadapi ketika kita mau mempelajari tentang hakikat kebudayaan adalah adanya perbedaan latar belakang suatu masyarakat tertentu yang itu tergantung dari pengalaman masyarakatnya sendiri dan juga memperhatikan hubungan antara unsur stabil dan unsur yang mengalami perubahan meskipun tidak semua unsur kebudayaan itu diketahui semuanya.

BAB III
UNSUR DAN FUNGSI KEBUDAYAAN
Kebudayaan setiap bangsa atau daerah tertentu pasti memiliki unsurserta fungsi yang merupakan kebulatan yang sifatnya satu kesatuan. Melville J. Herkovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1.      Alat-alat teknologi
2.      Sistem ekonomi
3.      Keluarga
4.      Kekuasaan politik[11]
Bronislaw Malinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebutkan unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain:
1.      Sistem norma yang menungkinkan kerja sama antar para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2.      Organisasi ekonomi,
3.      Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama,
4.      Organisasi kekuatan.[12]

Masing-masing dari unsur-unsur yang ada ini kemudian diklasifikasikan dalam apa yang disebut sebagai cultural universals. Soejono Soekanto mengatakan, “Tujuan dari klasifikasi ini adalah untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasisifikasikanlah ke dalam unsur-unsur pokok kebudayaan yang sifatnya besar yang disebut cultural universal.[13]
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dan sebagainya;
2.      Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian peternakan, sistem produksi, system distribusi dan sebagainya.);
3.      System kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system perkawinan);
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis);
5.      Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya);
6.      Sistem pengetahuan;
7.      Religi (system kepercayaan)[14]
Kalau berbicara mengenai fungsi kebudayaan adalah bahwa kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, sebab kebudayaan adalah suatu kebiasaan yang tidak akan bisa dipisahkan dari manusia yang ada di dalamnya. Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap dalam hubungannya dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.Selain daripada itu Kebudayaan juga berfungsi sebagai suatu hubungan pedoman antara manusia atau kelompok, wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya, pembimbing kehidupan manusia, pembeda antara manusia dan binatang.[15]
Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik baginya.Kecuali manusia itu dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual maupun materiil.Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi olch kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.Dikatakan sebagian besar oleh karena kemampuan manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang merupakan basil ciptaannya juga terbatas dalam memenuhi kebutuhan.Hasil karsa masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama untuk melindungi masyarakat yang ada di dalamnya.Dalam tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya.Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaannya.Misalnya kita mengmbil contoh yaitu suku bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah Jambi, masih bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya.Rata-rata mereka itu masih merupakan masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap, hal ini disebabkan karena persediaan bahan pangan semata-mata tergantung dari lingkungan alam. Artinya bahwa apa yang disediakan oleh alam itu pula yang menjadi kebutuhan hidupnya.Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan di mana manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungannya.
Berbeda dengan masyarakat yang sudah maju serta kompleks adanya, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi.Hasil karya manusia tersebut, seperti teknologi yang memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam serta mungkin bisamenguasai alam walaupun tidak sepenuhnya.Sebagai contohnya yaituperkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Jerman merupakan masyarakat yang sudah aktif dalam menghadapi kondisi alam sekitarnya.[16]
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan sangatlah penting sebab kebudayaan bisa menjadi pelindung bagi masyarakat yang ada di dalamnya secara khusus teknologi yang sangat membantu permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

BAB IV
KESIMPULAN

Kebudayaan adalah suatu hasil cipta, karya dan karsa dalam suatu wilayah tertentu yang sudah merupakan suatu kebiasaan oleh sejumlah masyarakat yang ada di dalamnya dan memiliki sifat atau hakikat yang bersifat universal karena itu berlaku bagi kebudayaan mana pun yaitu kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusiakebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada, kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya dan  kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajibanserta juga memiliki unsur dan fungsi yaitu mengatur setia tingkah laku manusia.




KEPUSTAKAAN
Alkitab
Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.
Buku-Buku
Carson, D.A dan Woodbridge, John D. God and Culture.Surabaya: Momentum, 2002.
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas, 1965.
Koetjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia dalam Pembangunan.Jakarta: Djambatan, 1971.
Salim, Peter dan  Salim,Yenny. Jakarta: Modern English Press, 1995.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1982.
Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman,Setangkai Bunga Sosiologi.Jakarta: Penerbit Universitas, 1964.
Stepen, Tong, Dosa dan Kebudayaan Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997.
Taylor, E.B,Primitiv Culture. New York: Brentano’s, 1924.
Williams, Robin M.,Jr. American Society, Sosiological Interpretation .New York: Alfred A. Knopf. 1967.
Internet
http://ilmu-budayadasar.blogspot.com/2012/12/unsur-fungsi-hakikat-dan-sifat.html diakses 8 November 2016.




Logo STTK1.JPGPERANAN KEBUDAYAAN DALAM MASYARAKAT


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
FRERIANUS ERWIN
DOSEN: Pdt. ARIS RANDAN, M.Div.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID
MAKALE
2016/2017



DAFTAR ISI
BAB:
I.                   PENDAHULUAN...............................................................................................    1
II.                SIFAT  KEBUDAYAAN....................................................................................    4
III.             UNSUR DAN FUNGSI KEBUDAYAAN........................................................    7
IV.             KESIMPULAN.................................................................................................... 11





[1]Stepen Tong, Dosa dan Kebudayaan (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997), 10.

[2]Peter Salim dan Yenny Salim, (Jakarta: Modern English Press, 1995), 227.

[3]E.B. Taylor, Primitiv Culture, (New York: Brentano’s, 1924), 1.

[4]Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Penerbit Universitas, 1964), 113.

[5]Ibid., 113.

[6]Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Penerbit Universitas, 1965), 77-78.
[7]D. A Carson dan John D. Woodbridge, God and Culture, (Surabaya: Momentum, 2002), 2.
[8]Robin M. Williams, Jr. American Society, Sosiological Inerpretation (New York: Alfred A. Knopf. 1967), 19.
[9]http://ilmu-budayadasar.blogspot.com/2012/12/unsur-fungsi-hakikat-dan-sifat.html diakses 8 November 2016.

[10]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1982), 160-161.
[11]Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, op.cit.,78.

[12]Koetjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia dalam Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1971), 115-116.

[13]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta:  PT Raja Garfindo Persada, 1982), 154.

[14]Ibid.

Belajar Dari Spiritual Abraham


Shalom... teman2 dan rekan2 blogger serta para pembaca yang sama-sama di kasihi Tuhan.
Pada kesempatan kali ini, penulis bersyukur bisa memuat artikel tentang "Iman Abraham".
Mungkin sudah sangat sering kita mendengar khotbah tentang Abraham. Abraham dikenal juga dengan sebutan bapa orang percaya.
Tapi, kira-kira apa ya, yang membuat Abraham sampai memiliki nama atau sebutan Bapa Orang Percaya?
Silahkan baca dengan baik, simak, dan mudah-mudahan bisa dipahami dengan baik.
Tuhan Berkati :)

Note: Makalah ini penulis kerjakan sewaktu masih mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Teologi Kibaid Makale !!!



MAKALAH SPIRITUAL ABRAHAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Frerianus Erwin
DOSEN:
Pdt. Hendrik Sony Paattang, M.Th.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KIBAID
MAKALE

Bab I
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Abram terlahir dari seorang bernama Terah.Terah mempunyai tiga orang anak:Abram,Nahor,dan Haran. Haran memperanakkan Lot yang  ikut bersama dengan Abram keluar dari tanah Ur-Kasdim.Ur-Kasdim adalah kota besar yang di tepi barat sungai Ferat di daerah pedalaman Khaldea.Penduduknya terdiri dari pedagang-pedagang,pengusaha-pengusaha,ahli-ahli pertukangan,dan ulama-ulama.Kota itu dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa Bulan,namun Dewa-dewa lainnya juga dipuja.
Namun sukar untuk menjelaskan mengapa Abram meninggalkan Ur-Kasdim dan pergi ke Haran yang juga menyembah Dewa yang sama.[1]
            Abram kawin dengan Sarai, yang menurut Kej. 20:12 adalah saudara dari ibu lain, tetapi yang sebapa dengan dia.Nahor kawin dengan Milka, kemenakannya, anak Haran saudaranya. Tentang Sarai dikatakan bahwa ia mandul; ini mendahului riwayat Abram seterusnya.Alkitab memulai sejarah dari satu keluarga yang dipilih oleh Allah untuk membawa penebusan kepada umat manusia. Kepala keluarga tersebut adalah Abram yang kemudian diubah menjadi Abraham (kej 17:5) .Dalam Kej 11:31 dikatakan bahwa Terah, bersama dengan Abram dan Lot, berangkat dari Ur-Kasdim ke tanah Kanaan. Tetapi dikatakan bahwa mereka hanya sampai ke Haran saja, lalu diam disana.
            Sesudah Abram, bersama dengan ayahnya dan kaum keluarganya berangkat dari Ur-Kasdim ke Haran, dan tinggal bebarapa waktu disana, ia mendapat perintah dari Allah supaya ia berangkat seorang diri. “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah Bapamu ke negeri yang akan Ku tunjukan kepadamu”.Ini suatu perintah yang sangat sulit  bagi Abram untuk dijalankan,ia harus memutuskan hubungan dengan kaum keluarganya serta berdiri sendiri dengan menyerahkan diri sama sekali kepada kekuasaan Allah.Ini adalah hal yang sulit karena pada saat itu Abram belum diberitahu  Tuhan akan membawa kemana dan malahan ia harus berjalan dibawah pimpinan Tuhan secara langsung.
Abram sekarang tinggal  seorang diri,tetapi ia beserta Allahnya dan hal itu terbukti dari janji yang diberikan Allah kepadanya.”Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur;dan engaku akan menjadi berkat”.Allah memberikan suatu janji kepada Abram ,bahwa Ia kan membuat Abram menjadi suatu bangsa yang besar.Abram harus mempercayai janji ini sekalipun Sarai,isterinya,mandul,tidak beranak.Allah akan memberkati dia dan dengan demikian  ia menjadi berkat bagi semua orang.Allah akan membuat dia terhormat dan membuat namanya mashyur diantara bangsa-bangsa.Siapa yang memberkati dia,artinya siapa yang berhati baik kepadanya akan diberkati Allah,dan siapa yang mengutuki dia,artinya siapa yang berhati jahat terhadap dia akan dikutuk oleh Allah,Abraham akan menjadi berkat bagi semua bangsa:Dari padanyalah akan lahir keturunan permepuan itu:Kristus akan menjadi keturunannya.[2]

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Panggilan Abraham
Dalam Kejadian 12:1-3 “ berfirmanlah Tuhan kepada Abram, “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan ku tunjukan kepadamu; aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Dalam ayat Alkitab ini mengawali babak baru dalam penyataan perjanjian lama mengenai maksud Tuhan Allah untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Melalui penyataan kepada Abram, Allah bermaksud memiliki seseorang yang mengenal dan melayani-Nya dengan iman yang tulus. Melalui keluarga Abraham akan tampil keluarga yang mengenal, mengajarkan, dan memelihara jalan-jalan Tuhan seperti yang tertulis dalam Kejadian 18. Abraham harus mempercayai janji Allah, sekalipun Sarai, isterinya mandul. Allah akan memberkati dia dan dengan demikian ia akan menjadi berkat bagi orang lain.
Beberapa prinsip penting dapat diambil dari panggilan Abraham adalah sebagai berikut:[3]
1.      Panggilan Abraham melibatkan pemisahan diri dari tanah airnya, bangsnya, dan rumah tangganya supaya menjadi seorang asing di bumi ini. Di dalam Abraham, Allah sedang menegakkan prinsip penting bahwa umat Tuhan harus memisahkan diri dari segala yang menghalangi terwujudnya maksud-maksud Allah bagi hidup mereka.
2.      Kepada Abraham Allah menjanjikan suatu negeri, bangsa yang besar melalui keturunannya  dan suatu berkat yang akan mempengaruhi semua bangsa di dunia. PB dengan jelas mengajarkan bahwa unsur terakhir janji ini sedang digenapi melalui pemberitaan injil Kristus secara missioner.
3.      Panggilan Abraham bukan saja menyangkut negeri di bumi, tetapi juga di surga, dan sebuah kota yang direncanakan dan dibangun Allah sendiri, Abraham selanjutnya emnginginkan dan mencari tanah air sorgawi itu dimana dia akan tinggal selama-lamanya dengan Allahnya dalam kebenaran sukacita, dan damai sejahtera. Hingga tiba saat itu ia merupakan pendatang dan perantau di bumi ini.
4.      Panggilan Abraham tidak hanya terdiri atas berbagai janji, tetapi juga atas berbagai kewajiban. Allah menuntut baik ketaatan maupun penyerahan pribadi kepadaNya sebagai Tuhan agar dapat menerima apa yang dijanjikan. Ketaatan dan penyerahan terlibat: (a) kepercayaan dalam Firman Allah sekalipun realisasi janji-janji tersebut kelihatan mustahil secra akal manusia. (b) ketaatan kepada perintah Allah untuk meninggalkan tempat tinggalnya. (c) usaha yang sungguh-sungguh untuk menjalankan hidup yang benar.
5.      Janji dan berkat Allah kepada Abraham menjangkau bukan hanya keturunan lahiriahnya saja(yaitu orang-orang Yahudi yang percaya), namun juga semua orang yang dengan iman yang benar menerima dan mengikuti Yesus Kristus, “keturunan” Abraham yang sejati. Semua yang memiliki iman seperti iman Abraham adalah “ anak-anak Abraham” dan diberkati bersama dengannya termasuk menerima dengan iman “ roh yang telah dijanjikan” di dalam Kristus Yesus.
6.      Karena Abraham memiliki iman kepada Allah yang dinyatakan dalam ketaatan, maka ia disebut teladan utama orang yang memiliki iman sejati yang menyelamatkan seara alkitabiah, semua pernyataan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang tidak meliputi ketaaatan kepadaNya sebagai Tuhan bukanlah iman yang dimiliki Abraham, jadi bukan iman sejati yang menyelamatkan.
B.     Perjalanan spiritual Abraham setelah Abraham di panggil ke Kanaan.
Hanya sebentar saja setelah Abraham tinggal di tanah Kanaan, ia terpaksa mmeninggalkan negeri tersebut, di sebabkan kelaparan yang terjadi di Kanaan. Inilah suatu pencobaan terhadap iman Abraham, karena baru saja tinggal di Kanaan, padahal Tuhan sendiri yang membawanya ke negeri yangakan diwariskan kepadanya itu, tapi ia terpaksa meninggalkan negeri itu.Ia berangkat ke Mesir karena disana tidak ada kelaparanan. Setibanya sarai didekat Mesir, ia menyuruh Sarai mengatakan bahwa ia adalah saudara Abraham.[4] Sarai adalah seorang perempuan yang sangat cantik parasnya, dan oleh kerena Abraham takut, bahwa Sarai akan dirampas orang sesudah membunuh Abraham terlebih dahulu. Memang pada saat itu ada suatu atauran yang mengatakan bahwa anak-anak dan perempuan kepunyaan asing dapat diambil oleh Firaun negeri itu, itulah alasan Abraham takut dibunuh dan untuk itu ia berani mengorbankan isterinya.[5] Dosa Abraham karena mengatakan bahwa Sarai adalah saudaranya mengakibatkan Firaun berdosa pula karena Firaun mengambil Sarai isterinya.
C.             Spiritual Abraham saat mempersembahkan Ishak  kepada Tuhan
Abraham, karena tidak mempunyai anak,mengangkat Eliezer budak yang lahir dan keluarga budak milik Abraham,menjadi ahli warisnya.Tapi kini mendapat jaminan khusus dari Tuhan,bahwa ia sendiri akan mendapat putra.Melalui anak ini akan timbul suatu bangsa di kemudia hari[6].Jaminan khusus ini dan pemilikan atas tanah ditetapkan dengan suatu perjanjian.Sementara itu Sarai memberika kepadanya Hagar ,sebagai selir,dengan siapa Abraham,yang kini berusia 86 tahun mendapat seorang putra yang dinamai Ismael.Hagar,akibat mencemohkan kemandulan Sarai,diusir dan pergi ke padang gurun tapi dibebaskan oleh  Malaikat Tuhan.
Tiga belas tahun kemudian Tuhan menampakkan diri lagi kepada Abraham,untuk menguatkan lagi perjanjian-Nya tentang masa depan keluarga,bangsa dan negerinya dengan memberikan sebuah tanda,yakni sunat bagi semua laki-laki dan mengganti nama Abram dan Sarai menjadi Abraham dan Sara.Janji akan memperoleh seorang putra diteguhkan lagi oleh Teofanilain di Mamre,walaupun Sara tidak percaya.
Kemudian Sara melahirkan Ishak bagi Abraham yang kini berusia 100 tahun. Demi kesinambungan pewaris garis keturunan, Abraham menyuruh Hagar dan Ismael pergi, satu tindakan yang bertentangan dengan kebiasaan Hammurabi. [7]
            Ujian berat atas kepercayaan Abraham ialah perintah Tuhan kepadanya untuk mengorbankan Ishak di Moria. Ia patuh,, tangannya yang sedang bergerak  untuk menyembelih Ishak,.
Abraham melakukan apa saja yang diperintahkan Allah kepadanya,sekalipun ia tidak mengerti,ia mempercayai dan menurutinya.Dari itulah iman Abraham diuji ,mempersembahkan Ishak,dan ia yang sudah menyambut segala perjanjian itu tidak segan mengorbankan anaknya yang tunggal,walaupun kepadanya sudah difirmankan demikian:Bahwa dari pada Ishak benihmu tersebut.Karena ia memikirkan bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang walaupun sudah mati,maka dari itulah ia mendapat Ishak kembali(Ibrani 11:17-19).[8]
Abraham berangkat dengan Ishak bersama dua orang hambanya:juga kayu bakar dibawanya untuk pembakaran korban nanti.Pada,hari yang ketiga tibalah mereka dikaki gunung Moria.Di sana Abraham menyuruh kedua hamba itu  menuggu dia lalu ia bersama Ishak berjalan terus untuk berkorban juga dalam kata perpisahannya kepada hambanya itu nampak imannya yang teguh :”tinggallah kamu disini dengan keledai ini;Aku bserta anak ini akan pergi ke sana;kami akan sembahyang,sesudah itu kami kembali kepadamu”.Sekarang mereka berdua berjalan mendaki gunung itu Ishak membawa kayu bakar dan ia menunjukkan bahwa ia tidak kecil lagi.Abraham sendiri membawa api dan pisau
Inilah perjalanan yang paling berat dalam hidup Abraham,ia berjalan disamping Ishak ,anakknya sambil menuggu apa yang akan terjadi.setelah mereka sampai di atas maka Abraham membuat sebuah mezbah dari batu dan tanah ,lalu ditaruhnya kayubakar diatasnya;sesudah semuanyaq ini diatur iapun harus mengataka ini kepada Ishak bahwa dialah yang akan dikorbankan.Dengan keyakinan bahwa itu semuanya adalah atas kemauan Allah maka Ishak menyerahkan dirinya di ikat.Juga ini bisa mungkinoleh karena iman ia tidak melarikan diri Karena takut dipotong ayahnya;ia sama sekali menyerahkan diri kepada Allah.Akhirnya Abraham mengambil pisau dengan maksud menyembelih anaknya  itu atas perintah Allah.[9]
Sebelum Abraham menikamkan pisau itu kepada anaknya ,maka Allah bertindak .Malaikat Tuhan datang berseru datang dari langit kepada Abraham;”Abraham !Abraham!”sekarang  sudah cukup bukti bagi Allah yang mengetahui segala hati orang bahwqa Abraham telah mempersembahkan korban dengan sesungguhnya, telah menurtu perintah Allah dengan tidak melawan apa yang dikehendaki Allah daripadanya.Sekrang Ishak tidak usa mati lagi,oleh karena Abraham menjalani ujian dengan gemilang,Malaekat Tuhan berkata kepada Abraham:Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia sebab telah kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah,dan engkau tidak sega-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.Dari ujian in ternyata ,bahwa Abraham  mendahulukan Allahnya daripada segala sesuatu,sekalipun segala sesuataau itu adalah anaknya yang tunggal.[10]
BAB III
KESIMPULAN
            Abraham adalah bapa semua orang beriman. Ia berasal dari Ur-Kasdim yang di panggil khusus oleh Allah untuk melaksanakan misi yang Tuhan ingin tunjukan kepada dunia. Awalnya iaadalah orang yang menyembah berhala namun setelah Tuhan memanggilnya dari tanah Ur, ia menjadi orang percaya. Tuhan memberikan janji kepada Abraham bahwa ia akan memiliki seorang anak dari istrinya yang meskipun pada saat itu sudah menopause atau sudah mati haid. Namun Tuhan punya rencana atas Abraham sehingga Ia dapat memiliki keturunan. Sara isterinya akhirnya memiliki seorang anak yang didapatkannya pada saat Abraham berumur 100 tahun dan Sara berumur 99 tahun. Namun Tuhan ingin melihat iman Abraham yang sesungguhnya , sehingga ia meminta Abraham mempersembahkan anaknya yang tunggal kepada Tuhan sebagai koraban bakaran. Ini memang sesuatu yang sangat berat bagi Abraham namun demi Imannnya kepada Tuhan ia rela mempersembahkan anaknya di gunung moria. Setelah Tuhan melihat iman Abraham, Tuhan menggantikan Ishak dengan seekor domba jantan.
Dari iman Abraham ini kita dapat belajar beberapahal:
1.      Panggilan Abraham melibatkan pemisahan diri dari tanah airnya, bangsnya, dan rumah tangganya supaya menjadi seorang asing di bumi ini.
2.      Kepada Abraham Allah menjanjikan suatu negeri, bangsa yang besar melalui keturunannya  dan suatu berkat yang akan mempengaruhi semua bangsa di dunia. PB dengan jelas mengajarkan bahwa unsur terakhir janji ini sedang digenapi melalui pemberitaan injil Kristus secara missioner.
3.      Panggilan Abraham bukan saja menyangkut negeri di bumi, tetapi juga di surga, dan sebuah kota yang direncanakan dan dibangun Allah sendiri,
4.      Panggilan Abraham tidak hanya terdiri atas berbagai janji, tetapi juga atas berbagai kewajiban. Allah menuntut baik ketaatan maupun penyerahan pribadi kepadaNya sebagai Tuhan agar dapat menerima apa yang dijanjikan..
5.    Janji dan berkat Allah kepada Abraham menjangkau bukan hanya keturunan lahiriahnya saja(yaitu orang-orang Yahudi yang percaya), namun juga semua orang yang dengan iman yang benar menerima dan mengikuti Yesus Kristus, “keturunan” Abraham yang sejati.
6.         Karena Abraham memiliki iman kepada Allah yang dinyatakan dalam ketaatan, maka ia disebut teladan utama orang yang memiliki iman sejati yang menyelamatkan seara alkitabiah, semua pernyataan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang tidak meliputi ketaaatan kepadaNya sebagai Tuhan bukanlah iman yang dimiliki Abraham, jadi bukan iman sejati yang menyelamatkan.
Demikianlah makalah  tentang Spiritualitas Abraham ini yang kami buat .Tentunya,banyak yang hal yang kami hadapi dalam pembuatan tugas makalah ini,banyak hal,banyak tantangan yang kami hadapi.Tetapi oleh karena pimpinan Tuhan sehinnga kami dapat selesaikan tugas makalah ini dengan baik.
 Kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami siap menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas makalah ini dan bermanfaat bagi kami,dan kita semua.Terima kasih.


KEPUSTAKAAN
Sejarah Kerajaan Allah,Dr.F.L.Bakker,Badan Penerbit Kristen 1956,Jakarta
Pengenalan Pentateukh,Hemert Wolf &Moody Press,Gandum Mas 1991,Malang
Survei Perjanjian Lama,Andrew.E.Hill& John.H.Walton,Gandum Mas 1996,Malang
Alkitab Penuntun Hidup,Gandum Mas 1996,Malang
Perjanjian Pada Pengenalan Perjanjian Lama,Denis Green,Gandum Mas kotak pos 46-Malang,Jatim,1984
Pengantar Kepada Perjanjian Lama,Dr.J.Blommendaal,BPK Gunung Mulia Kw
itang 22,-Jakarta Pusat,1985
Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Lama,Walter C.Kaiser,Jr.,Departemen Literatur,1998
Umat Allah Dalam Perjanjian Lama,H.J.Kraus,Badan Penerbit Kristen-Djakarta,1970
Alkitab Full Version





[1] Stanley M.Horton,Th.D.,dkk Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,,1996 Gandum Mas,Hal 24
[2] Source:Sejarah Kerajaan Allah,Dr.F.L.Bakker,1982 BPK Gunung Mulia,Jakarta Hal 89
[3] Stanley M.Horton,Th.D.,dkk Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, ,1996 Gandum Mas,Hal 25
[4]Pengenalan Pentateukh,Hemert Wolf  & Moody Press,Gandum Mas 1991,Malang,hal 35
[5] Sejarah Kerjaan Allah,Dr.F.L.Bakker,1982 BPK Gunung Mulia,Jakarta, 98
[6] “Alkitab Penuntun  Hidup Berkelimpahan,Satnley M.Horton,Th.D,Ketua,Gandum Mas,1996(Hal 39-40
[7] Sumber:Pengenalan Pentateukh,Herbert Wolf,Gandum Mas,1998(Hal 145).
[8] Source:Alkitab Full Version
[9] Source:Sejarah Kerajaan Allah,Dr.F.L.Bakker,BPK Gunung Mulia,1982(Hal 134-136)
[10]Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Lama,Walter C.Kaiser,Jr.,Departemen Literatur,1998,Hal 35

Latar Belakang Kisah Para Rasul

Latar Belakang Dalam Alkitab terjemahan baru ini disebut “Kisah Para Rasul”. Judul ini dapat kita ikuti jejaknya kembali ke abad yang...